Affandi adalah pelukis paling berpengaruh bagi kemajuan seni lukis di Indonesia. Lewat lukisan-lukisan bergaya ekspresionis miliknya namanya menjadi di kenal di seluruh dunia, beberapa negara di benua Amerika, Asia, Eropa dan Austarlia telah menjadi tempat singgah bagi lukisan-lukisa abstrak miliknya, maka tak heran bila Affandi di beri gelar Grand Maestro.
Nama Lengkap : Affandi
Tempat Dan Tanggal Lahir : Cirebon, 1907 - 23 Mei 1990
Kategori : Seniman ( Pelukis )
Karir di bidang seni lukis ia mulai pada tahun 1933 pada saat ia berusia 26 tahun, dimana pada saat itu ia tergabung kedalam sebuah kelompok Lima Bandung, yaitu sebuah kelompok lima pelukis Bandung yang terdiri dari Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, Wahdi dan Affandi yang menjadi ketua kelompok Lima Bandung Tersebut. Untuk selanjutnya Kelompok ini di anggap punya peranan besar dalam perkembangan seni lukis di Indonesia, kelompok ini merupakan sebuah kelompok belajar bersama bagi sesama pelukis maupun mereka yang ingin belajar melukis.
Di tahun 1943 Affandi mengadakan pameran tunggal perdananya di Gedung Poetra Jakarta. Di tahun 1945 Affandi menjadi seorang pelukis yang turut ambil bagian dalam menyemarakan kemerdekaan Republik Indonesia. Atas ide Soekarno, Affandi di berikan tugas untuk membuat sebuah poster bergambarkan Orang yang memegang rantai tapi rantainya sudah putus. Saat itu Affandi menjadikan temannya Dullah sebagai objek lukisan dan tulisan "Boeng, Ajo Boeng (Baca: Bung Ayo Bung)" yang di sarankan oleh penyair ternama Indonesia Chairil Anwar.
Poster Affandi "Boeng, Ajo Boeng" |
Suatu ketika ia pernah mendapatkan beasiswa untuk kuliah lukis di Santiniketan, India di sebuah akademi lukis yang di dirikan oleh Rabindranath Tagore. Sesampai di India ia di tolak oleh pihak akademi dengan alasan Affandi jelas tidak perlu belajar lagi dalam urusan melukis. Akhirnya ia tidak jadi mengikut kuliah tersebut, kemudian uang beasiswa tersebut ia gunakan untuk membuat pameran tunggal di kota-kota di India, alhasil pamerannya sukses besar. Setelah dari India ia pun melanjutkan perjalanannya dan membuat pameran-pameran lainnya di Eropa.
Anak dari seorang Mantri Ukur bernama R. Koesoema ini punya sifat yang rendah hati, berulang kali orang memujinya maka berulang kalipun ia merendahkan dirinya, bahkan ia menganggap dirinya sendiri sebagai sosok "Kerbau", yakni sosok dungu atau bodoh, walau pada kenyataannya ia adalah sedikit anak negeri yang mampu memiliki pendidikan formal hingga jenjang AMS (Setara SMA) dan juga merupakan pejabat penting di era pasca kemerdekaan hingga 1970an.
0 Response to "Affandi"
Posting Komentar